BOJONEGORO - Praktik penambangan liar galian c jenis pasir darat di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, semakin hari semakin marak dan menjamur.

Terbukti dengan ramainya pemberitaan dari media online beberapa waktu lalu, disebutkan salah satunya adalah tambang yang berlokasi di Dusun Nogiri Desa Purworejo, Kecamatan Padangan.

Tak hanya itu, berawal dari kegaduhan salah satu tambang tersebut, justru memunculkan fakta sebenarnya tentang regulasi tambang-tambang yang ada di bumi Angling Dharma.

Selain tak mengantongi dokumen perizinan secara lengkap, fakta baru lainnya yang mencuat adalah penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi untuk alat berat di lokasi tambang.

Seperti yang diungkapkan oleh pengusaha (pemilik) tambang Nogiri Purworejo berinisial M, Ia menyebut semua tambang di Bojonegoro tidak ada yang punya izin, sedangkan untuk melakukan aktivitas tambang, para pengusaha hanya memerlukan komunikasi dan koordinasi saja.

"Istilahnya ya komunikasi sama temen-temen gimana baiknya, nggak sampai menanyakan soal itu, sudah tahu semua nggak ada yang punya izin, kan terus terang begitu seandainya mau jelek-jelekan," ungkapnya kepada salah satu pewarta, Kamis (21/03/2024).

Ironisnya, atas aksi tersebut Aparat Penegak Hukum (APH) setempat dan OPD terkait belum terlihat mengambil tindakan, bahkan terkesan bungkam.

Berdasarkan kondisi diatas, publik pun mulai berasumsi dan mempertanyakan mengapa praktek penambangan itu masih saja berjalan lancar, apakah aparat penegak hukum (APH) dan OPD terkait benar-benar kecolongan atau sengaja berdiam diri.

Sementara itu, informasi lain yang berhasil dihimpun pewarta, Camat Padangan telah mengeluarkan intrusksi kepada Kepala Desa Purworejo, untuk membuat surat resmi kepada Polres Bojonegoro, agar segera ada tindakan tegas terhadap praktik tambang liar tersebut.

Reporter : Red/Tim