Denpasar Bali - Persiapan matang yang terus dilaksanakan Duta Kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 ini akhirnya berbuah manis. Sekehe Gong Kebyar Wanita Gema Katonjaya, Banjar Tega, Kelurahan Tonja sebagai Duta Kota Denpasar sukses membawakan seluruh materi pementasan dengan baik pada Utsawa Gong Kebyar Wanita PKB XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Kamis (21/6) malam.
Hadir langsung untuk memberikan dukungan ditengah-tengah penoton, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar, Eko Supriadi, dan Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana. Tampak hadir pula Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar.
Kordinator Sekehe Gong Kebyar Wanita Gema Katonjaya, I Made Jaya Subandi mengaku bersyukur pementasan hari ini berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Dimana, pihaknya mengaku telah melaksanakan persiapan panjang sejak awal tahun guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar untuk Gong Kebyar Wanita.
Lebih lanjut dijelaskan, pada pementasan kali ini, Sekehe Gong Kebyar Wanita Gema Katonjaya, Banjar Tega, Kelurahan Tonja sebagai Duta Kota Denpasar membawakan tiga materi. Yakni Tabuh Kreasi Lebur Saketi, Tari Baris Kekupu dan Sandya Gita Pandya Aji.
Dikatakan Jaya Subandi, Tabuh Kreasi Lebur Saketi merupakan merupakan Karya I Wayan Gde Yudane Karya ini pertama kali dibawakan oleh Seka Gong Wahana Gurnita, sebagai duta Festival Gong Kebyar Kota Denpasar di Pesta Kesenian Bali tahun 1995, dan berhasil mendapatkan gelar juara satu. Tabuh ini merupakan cikal bakal perubahan structural dari tabuhtabuh kreasi yang ada sebelumnya. Walaupun masih tetap mempertahankan identitasnya, dan berpegang pada Jajar Pageh dari tradisi sebelumnya.
Selanjutnya untuk Tari Baris Kekupu merupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Kota Denpasar. Tari ini diciptakan tahun 1930 oleh Alm. I Nyoman Kaler. Tari ini pada awalnya diciptakan untuk keperluan upacara Memukur atau penyucian roh/atma, karena kupu-kupu dipercaya dapat menghantarkan atma/roh lepas dari unsur Panca Maha Bhuta menuju alam Swarga Loka/Siwa.
Dan sebagai persembahan pamungkas turut ditampilkan Sandya Gita Pandya Aji. Garapan ini menceritakan tentang Pande sebagai pemegang sistem teknologi dan Bujangga sebagai pemegang pengetahuan/sastra. Kedua komponen tersebutlah yang membuat terkenalnya daerah Tonja. Dan Maospahit merupakan tempat dimana raja membahas tentang kesejahteraan rakyat.
"Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang kami laksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal, kita bersyukur dapat memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar," ujar Jaya Subandi.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekehe Gong Kebyar Wanita Gema Katonjaya, Banjar Tega, Kelurahan Tonja sebagai Duta Kota Denpasar yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.
Jaya Negara mengaku bangga dengan penabuh wanita yang juga tak kalah hebat dengan penabuh laki-laki dalam memainkan gambelan gong kebyar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar. Hal tersebut dapat dilihat dari konsep, pola tabuh dan tari serta penggunaan properti yang disesuaikan dengan tema. Sehingga garapan yang dibawakan dapat dinikmati penonton dengan baik.
"Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, penggunaan garapan yang ditampilkan juga sangat apik, selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, pementasan juga memberikan semangat sebagai pembuktian bahwa penabuh wanita Denpasar juga sangat luar biasa," jelasnya. (Red/HumDps).